Senin, 28 Januari 2008

Seandainya Orang Asia "Bisa Berpikir"*

Oleh Amin Rauf
Pada abad ke-15, paling tidak, peradaban Asia yang sudah mengalami kemunduran berada pada posisi selevel dengan Barat. Barat kemudian berhasil mengambil langkah besar ke depan. Pada abad yang sama, Barat yang dimulai dengan Bangsa Portugal melepaskan keterkungkungannya dan menciptakan koloni-koloni di seluruh dunia. Disamping itu, sampai abad ke-16 di Barat juga mengalami masa Renaisans (kelahiran kembali). Dua abad kemudian, tepatnya pada abad ke-18, Barat leading jauh meningggalkan Asia dengan Zaman Pencerahan (Enlightenment/Aufklarung) yang disusul dengan dua peristiwa besar yang sangat menentukan, yaitu Revolusi Industri (Inggris) dan Revolusi Politik (Prancis).

Sementara itu, Asia mengalami masa-masa limbung dan kemunduran yang luar biasa. Bahakan sampai pada awal abad ke-20, sebagian negara-negara Asia belum bisa melepaskan dirinya dari kolonialisme dan imperialisme Barat. Kondisi yang secara diameteral sangat bertentangan inilah yang menyebabkan sejarah dunia menjadi one way-street (bergerak satu arah) dari Barat ke Timur. Dengan kata lain, Timur (Asia) ditentukan, didikte, dan menjadi objek Barat berpuluh bahkan beratus tahun lamanya. 

Kisah Cinta Abadi Seorang Ayah

Oleh Amin Rauf

Judul : Gadis Jeruk, Sebuah Dongeng tentang Kehidupan
Penulis : Jostein Gaarder
Penerjemah : Yuliani Liputo
Penerbit : Mizan Bandung
Cetakan I : Maret 2005
Tebal : 242 halaman

Setelah beberapa tahun absen menulis novel remaja, kini Jostein Gaarder hadir kembali. Kali ini dia menghadirkan karya baru berjudul The Orange Girl yang diterjemahkan oleh penerbit Mizan berjudul Gadis Jeruk.

Gaarder terkenal berkat novelnya Dunia Sophie. Novel sejarah filsafat itu mendapat sambutan yang luar biasa di seantero dunia. Sejak terbit petama kali di Norwegia—negara asal pengarangnya—pada tahun 1991, novel itu telah diterjemahkan ke dalam 50 bahasa dunia dan menjadi best seller internasional, kemudian pada tahun 1995 menjadi buku fiksi terlaris di dunia. Di Indonesia, novel yang diterjemahkan oleh penerbit Mizan (1996) ini mengalami cetak tiga kali dan kini terjual lebih dari 30 ribu eksemplar.