Sabtu, 19 Februari 2011

Tentang kebenaran itu, tuan


Tuan, ini cerita tentang kebenaran yang tuan perjuangkan dulu. Ya, tentang kebenaran itu. Meski tidak banyak, kami tau tentang itu karena sejarah telah berbisik di telingaku tuan. Kami tau tentang perjuangan tuan dalam merawat kebenaran itu hingga sekarang menjadi besar. Kami tahu tuan merawat itu tidak mudah, dengan banyak pengorbanan dan ceceran keringat bahkan darah. Tapi semua tuan lakukan demi sebuah kebenaran. 

Entah tuan tau apa tidak. Setelah tuan wafat, banyak yang menodai kebenaran itu, tuan. Bukan hanya dari luar tetapi dari orang-orang yang mengakui kebenaran itu. Akhir-akhir ini di negara kami sudah mulai banyak yang melakukan hal yang sama, tuan. Mereka seolah seperti tuhan. Mereka melukai, menyerang, dan bahkan membunuh orang yang berbeda dengan dirinya. Mereka mengaku benar sendiri dan menyalahkan yang lainnya. Mereka seolah mengingkari apa yang tuan katakan tentang 73 golongan itu.

Kebenaran yang tuan ajarkan tidak demikian kan tuan?! Tidak beringas. Tidak mengerikan. Dan tidak menakutkan. Kami yakin itu, tuan. Kebenaran yang tuan ajarkan itu berbicara tentang cinta bukan kebencian, tentang kelembutan bukan kekerasan dan tentang kasih sayang bukan kebringasan.

Kami rindu atas sosokmu, tuan. Sosok yang begitu menyejukkan, mengayomi dan memberikan kedamaian. Kami tidak lagi menemukan di sini sepertimu, tuan. Karena mereka lebih memilih menjadi provokator bagi pengikutnya sehingga mereka seperti bocah-bocah yang bertengkar tanpa pikir panjang.

Seandainya bisa, kami ingin mengundangmu di sini, tuan. Ya, untuk sekedar jalan-jalan atau nongkrong ngopi bareng, sambil bercerita sedikit tentang kebodohan-kebodoham mereka. Kami bisa menerka sikapmu, karena sosokmu sangat toleran terhadap perbedaan. Dan kami setuju itu, karena hidup tidak hanya menyediakan kebenaran.[]

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Tuan Amin Rouf, aku kangen. Ingin sekali bertemu, walau sekedar ngopi bersama. Tapi aku sadar, mungkin kau dengan kesibukannya telah lupa dengan sosok makhluk yang bukan siapa-siapa ini, yang hanya sebatas gembel jalanan. He....

Amen mengatakan...

hehehe....saatnya akan tiba, kita akan ngopi bersama..