Minggu, 17 Februari 2008

Dari Bontang Untuk Indonesia

Oleh Amin Rauf

Hari sudah gelap ketika saya tiba. Tanpak Orang-orang berdiaspora dengan aktifitasnya masing-masing. Ada yang lalu lalang. Ada pula yang duduk berjajar di trotoar sambil ngobrol. Persiapan pun terlihat sudah matang. Tenda-tenda sudah berdiri tegak. Penggung utama pun sudah berdiri rapi, bahkan kami sudah disambut lantunan lagu-lagu yang sudah akrab di telinga. Begitulah suasana pada malam hari di Bontang Lestari menjelang pembukaan acara Kemah Relawan Ikatan Dokter Indonesia (KAWAN-IDI).

Sementara saya beserta rombongan Hercules—begitulah rombongan dari Jakarta disebut karena menaiki pesawat Hercules—duduk beristirahat di samping tenda menunggu arahan dari panitia sambil melihat-lihat suasana sekitar yang sudah mulai disesaki banyak orang. Nasi kotak menyambut kami. Karena lelah dan lapar, kamipun menyantap dengan lahapnya.
Tidak lama kemudian, seorang LO menjemput dan mengantar kami untuk memilih tempat tinggal. Namanya Rizki. Pemuda berwajah manis asli Bontang inilah yang melayani segala keperluan kami selama tinggal di Bontang. Karena termasuk rombongan yang datang terakhir, kami mendapatkan tempat di bagian ujung yang agak memojok. Di rumah yang berukuran sekitar 6 X 6 M itu saya tinggal bersama sembilan orang rombongan Bakornas LAPMI, sementara dua orang lainnya tinggal di rumah sebelah dengan rombongan teman-teman Ciputat.


Bontang Lestari adalah nama salah satu desa yang ada di kota Bontang. Dulu nama daerah ini Sekambing. Karena dengan alasan ingin menjadikan desa ini hijau, dirobahlah dengan nama Bontang Lesatari. “Kalau Sekambing artinya kambing. Kambing itu memakan tanam-tanaman. Kami rubah menjadi Bontang Lestari agar supaya desa ini menjadi hijau dan ditumbuhi banyak tanaman.” Kata Walikota Bontang Sofyan Hadam. 


Daerah ini pun sekarang sedang dibangun besar-besaran. Di sana sudah berdiri perumahan untuk para pegawai kota Bontang. Ada pembangunan Bundaran Hijau. Jalan raya pun di daerah ini masih dalam proses pembangunan. 


Saya pergi ke Bontang ikut rombongan PB IDI dengan menaiki pesawat Hercules. Ada ratusan orang yang ikut dalam rombongan ini, yang datang dari berbagai daerah dan organisasi, termasuk rombongan Bakornas LAPMI yang berjumlah 11 orang.
 
Perjalanan dari Jakarta ke Bontang cukup melelahkan. Butuh kurang lebih sembilan jam untuk sampai ke Bontang. Rombongan Hercules ini take off dari bandara Halim Perdanakusuma Jakarta dan landing di bandara Balikpapan. Lalu, dari Balikpapan kami menaiki Bus menuju Kota Bontang. Perjalan dari Balikpapan ke Bontang ini menghabiskan waktu sekitar enam jam.


Kami benar-benar diuji untuk menjadi relawan sejati. Selain menaiki pesawat Hercules yang bising yang membuat pening, jalan ke dari Balakpapan menuju Bontang juga masih banyak yang rusak, penuh dengan tikungan dan jalan menanjak. Lumayanlah membut badan serasa diinjak-injak. “Untung kami sempat istirahat dua kali. Kalo nggak, remuklah badan ini” kata salah seorang teman.


Sepanjang perjalanan saya memperhatikan hamparan hutan. Hutannya begitu luas. Tanpak luas hutan melebihi daripada daerah yang berpenghuni. Namun sayangnya, seperti banyak diberitakan selama ini banyak pohon-pohon yang ditebangi sehingga hutan banyak yang kelihatan gundul. 


Ironis memang. Apalah daya kasus illegal loging banyak terjadi di sini. Kasus kebakaran hutan, yang tanpak disengaja, yang dalam bebrapa kasus membuat pemerintah Malaysia geram karena asapnya membubul di negaranya, masih sering terjadi di pulau katulistiwa ini.
Makin ironis lagi, kasus-kasus semacam ini tidak mendapatkan perhatian husus dari pemerintah. Padahal ini adalah menyangkut masa depan bangsa dan bahkan masa depan dunia di tengah makin panasnya dunia akibat efek rumah kaca.


Bontang Kota Industri
Tidak kusangka sebelumnya ternyata kota Bontang sangat panas. Tidak kalah panasnya dengan kota Jakarta yang penuh dengan polusi. Ini benar-benar di luar dugaan saya karena Kalimantan terkenal dengan hutannya yang sangat luas. 


Ini bisa dimaklumi jika kita mengenal lebih jauh kota Bontang. Selain daerahnya dekat laut, kota paling timur di provensi Kalimantan Timur ini terkenal dengan kota industri.
Ada banyak industri yang bersekala besar berdiri kokoh di sini. Ada kilang minyak PT Badak NGL dan PT. Pupuk Kalimantan Timur. Selain kedua industri besar tersebut, ada Industri Melamin (PT DSM Kaltim Melamin), Industri Hexamin (PT Kaltim Hexamindo Wiratama), Industri Amonium Bikarbonat (PT Kaltim Ambikawiratama), Industri MDF Resin dan Plywood (PT Kaltim Lemindo Kimiatama), Industri pengolahan LPG dan Kondensat (PT Energi Kutai), Industri Kantong Plastik (PT Kaltim Saferina Fajar).


Namun karena adanya good will dari Pemda setempat, kota Bontang yang disesaki dengan banyak industri banyak memberi harapan positif kepada masyarakatnya. Di beberap tempat memang banyak daerah-daerah yang terlihat gundul dan panas, namun di beberapa tempat lain masih ada kawasan hutan lindung dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi yang sangat nyaman ditinggali. Di desa Bontang Lestari, tempat diadakannya acara KAWAN-IDI, bahkan diproyeksikan menjadi daerah kawasan hijau.


Dengan kemampuan PAD yang sangat besar, masyarakat kota Bontang juga menikmati kebijakan-kebijakan populis. Kini kota Bontang mencanangkan program 5 sehat, yaitu sehat pemerintahan, sehat masyarakat, sehat pendidikan, dan sehat ekonomi dan investasi, serta sehat lingkungan hidup. 

Lima program sehat ini sangat menakjubkan. Coba bayangkan, selain fasilitas kesehatan yang gratis, pendidikan dari SD sampai SMA juga digeratiskan. Wajib belajar juga sampai 12 tahun. Sangat fantastis. Tidak banyak daerah lain yang menerapkan kebijkan seperti ini.

Selain itu, dengan program sehat pemerintahan, terlihat ada keseriusan pemerintah untuk menyelenggarakan good governence dan clean governence. Di samping adanya transparansi, pemerintah juga meningkatkan kesejahteraan pegawai.

Program ini juga ditujukan untuk perbaikan perekonomian. Selain adanya kemudahan perizinan usaha, juga dibangun infrastruktur yang memadai untuk menunjang aktifitas perekonomian seperti pembangunan jalan, listrik, jembatan, pelabutahn, air minum dan lain-lain. 


Selain itu, pemerintanh kota Bontang mencanangkan beberapa program yaitu program sehat 2008, Bontang Cerdas 2010, Bontang Lestari 2010, dan Bontang Bebas kemiskinan 2020. Berkat itulah kota Bontang pada tahun 2007 lalu mendapat predikat sebagai kota sehat.
Bantang adalah salah satu daerah yang perkembangannya sangat pesat. Sebelum menjadi kota Bontang, status Bontang sebagai kecamatan. Lalu dinaikkan menjadi kota administratif.
Kota Bontang terdiri dari tiga kecamatan dan lima belas desa. Kecamatan Bontang Utara terdiri: dari kelurahan Guntung, Loktuan, Gunung Elai, Api-api, Bontang Baru dan Bontang Kuala; Kecamatan Bontang Selatan terdiri dari Kelurahan Satimpo, Tanjung Laut, Tanjung laut Indah, Berbas Pantai, Berbas Tengah dan Bontang Lestari; sedangkan Kecamatan Bontang Barat terdiri dari: Kelurahan Belimbing, Telihan dan Kanaan.


Luas wilayah kota Bontang 49.757 Hekater. Di sebelah utara kota Bontang berbatsan dengan Kecamatan Teluk pandan Kebupaten Kutai Timur, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara, di sebelah timur dengan Selat Makasar, sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur. 


Untuk Indonesia
Kepedulian Pemda Bontang bukan hanya ditunjukkan untuk masyarakat kota Bontang, tetapi juga pada masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Sebagai wujud kepedulian tersebut, pada tanggal 18-21 Januari, di kota Bontang diadakan acara KAWAN-IDI. Acara ini terselenggara atas kerjasama antara pemerintah kota Bontang dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). 


KAWAN-IDI ini menjadi catatan sejarah tersendiri. Inilah acara pelatihan penanggulangan bencana pertama dan paling besar di Indoensia. Acara ini dihadiri oleh kurang lebih 2200 peserta yang datang dari berbagai daerah di seluruh Indonesia dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit, sekitar dua miliyar “pencapaian ini bisa masuk MURI” kata walikota.
Menurut ketua panitia, acara KAWAN-IDI ini dimaksudkan untuk menjadi tonggak dan pioneer dalam membangun jaringan relawan Indonesia untuk berperan aktif dalam kegiatan yang tangap darurat dengan tetap berpijak pada semangat kebangsaan kebangkitan nasional.
Selain itu, katanya, kagiatan ini dimaksudkan untuk membentuk jejaring relawan Indonesia sebagai bentuk komitmen dan kemitraan IDI dengan masyarakat. Oleh karena itu, lanjutnya, acara KAWAN-IDI diberi tema Menuju Seabad Kebangkitan Nasional dan Kiprah Dokter 1908-2008.


Acara pembukaan dimulai jam 10.00 WITA. Hadir dalam acara tersebut di antaranya adalah Gubernur Kaltim Yurnalis Ngayo dan Walikota Bontang Sofyan Hadam serta jajaran Pengurus Besar IDI. Selain memberi sambutan, Gubernur juga membuka acara ini. Dalam sambutannya, Gubernur mengapresiasi kegiatan Kemah Relawan IDI ini. “Kemah relawan yang diadakan kawan IDI ini adalah sangat penting dan strategis mengingat pembangunan kesehatan di tanah air ini masih menghadapi masalah. Dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan belum sepenunya terpenuhi.” Katanya

Menurut Gubernur hal ini menjadi penting mengingat masyarakat indonesia saat ini mesih banyak menghadapi berbagai ancaman penyakit seperti flu burung, antrak, demam berdarah, malaria, dan aids. Selain itu, lanjut Gubernur, bangsa ini masih banyak menghadapai berbagai bencana seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor dan kebakaran hutan dan lain-lain.


“Melaui aktifitas kemah relawan ini, kita berharap sumber daya manusia semakin ditingkatkan dan menejemen penanggulangan bencana dapat dibenahi sehingga terbentuk jejaring penanggulangan bencana yang labih luas, sampai menjangkau segala lapisan masyarakat.” Lanjutnya.


Namun Gubernur memperingtkan bahwa menyelenggarakan acara semacam ini tidaklah mudah. Selain biayanya cukup besar, katanya, kegiatan semacam ini membutuhkan koordinasi yang mantap di semua lini. “Namun dengan diiringi dengan tekat yang kuat, kesamaan visi, maka apa yang dicita-citakan itu insyaallah akan tercapai.” Katanya dengan nada optimis.


Selaian Gubernur Kaltim Ngayo, Walikota Sofyan Hadam juga memberi sambutan. Menurut Sofyan, Kota Bontang telah lama bekerjasama dengan PB IDI sejak kepengurusan Prof. Muluk sebagai ketua PB IDI. Sejak saat itu Kota Bontang telah menggeratiskan pengobatan, baik yang perawatan inap maupun yang jalan. Kemudia, lanjutnya, timbul ide bersama untuk membuat dokter kalurga. 


Selama ini, menurut Sofyan, baik pengobatan, pencegahan, dan promosinya dilakukan oleh Puskesmas. Padahal, lanjutnya, peran Puskesmas terforsir untuk mengurusi masalah pengobatan. Dengan adanya Dokter keluarga ini, masalah sosialisasi bisa sedikit diatasi.
Sedangkan dalam acara penutupan, acara ini dihadiri oleh Menteri Menkokesra Aburizal Bakrie. Dalam sambutannya Bakrie mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh IDI ini selaras dengan tujuan departemen yang dibawahinya, yaitu membangun manusia Indonesia. “Saya menaruk perhatian kepada setiap upaya atau kegiatan dalam ranka mempercepat pembangunan manusia ini.” tegasnya. 


Kegiatan semacam ini, menurut Bakrie, sangat penting untuk membangun jejaring. Dan jejaring adalah kata kunci di manapun kita berada, baik kita berada di dalam pemerintahan, di dunia politik, ataupun di dunia usaha. “mari kita membentuk jejaring. Pemerintah adalah jejaring IDI dan IDI adalah jejaring pemerintah. Tidak ada yang satu di atas dan yang lainnya di bawah.” Lanjutnya.


Acara KAWAN-IDI ini berlangsung selama tiga hari. Dua hari pertama diisi dengan pembekalan materi prinsip-prinsip dasar penanggulangan bencana. Pembekalan materi ini diadakan di tenda. Dengan alasan untuk efektifitas penyampaian materi karena jumlah peserta sampai mencapai sekitar 2200 orang, pembekalan materi ini dibagi dalam beberapa tenda. Satu hari terakhir, diisi dengan simulasi penaggulangan bencana dan out bond.

8 komentar:

Anonim mengatakan...

Salam kenal dari LO Kawan IDI bontang

Amen mengatakan...

ok salam kenal juga. Makasih atas kunjungannya.

Anonim mengatakan...

truskan artikel-artikel sepertinya.salam

Amen mengatakan...

thank a lot!

ies mengatakan...

salam.artikelnya ok juga 2.gak bosenin & trus menulis.. ..

ies mengatakan...

salam kak amien!ditunggu artikelnya yg laen . . .chayo . .

Amen mengatakan...

thank ies...atas kunjungannya....doakan!!!

Unknown mengatakan...

great blog.